Pemberian Obat Melalui Vagina

1. DEFINISI
Vagina adalah saluran yang dindingnya dilapisi oleh membran mukosa dan membentang dari serviks uteri hingga valua dinding vagina normalnya berwarna merah mudah dan bebas dari rabas dan lesi. Vagina harus terasa hangat dan lembab dengan dinding yang lembut. Terkadang vagina yang terasa tegang dapat berkaitan dengan rasa takut atau jaringan parut. Wanita yang menderita infeksi jamur, memiliki rabas yang kental, putih, berbau aneh dan seperti dadik. Pemberian obat melalui vagina adalah pemberian obat yang dilakukan dengan memasukkan obat melalui vagina. Obat yang dimasukkan pada umumnya bekerja secara lokal. Obat ini tersedia dalam bentuk krim, tablet yang dapat larut dengan perlahan ataupun dapat juga dalam bentuk salep dan supositoria. Pada pemberian obat secara vaginal, pasien harus minimal selama 1 jam tidur terlentang untuk menghindari obat itu mengalir keluar. Contoh pemberian obat pada penanganan pasien seperti adanya benda asing di dalam vagina dan pemberian prostaglandin untuk induksi persalinan.
2. TUJUAN
a. Untuk mendapatkan efek terapi obat
b. Mengobati saluran vagina atau serviks, seperti :
• Mengurangi peradangan
• Mengobati infeksi pada vagina
• Menghilangkan nyeri, rasa terbakar, dan ketidaknyamanan
3. INDIKASI
• Pembatasan mobilitas
• Adanya dehidrasi infeksi atau obstruksi persalinan
• Pengaruh suhu tubuh terhadap distribusi dan absorbsi obat.
• Penggunaan alat kontrasepsi
4. KONTRADIKSI
• Perawat tidak boleh melakukan pemeriksaan vagina pada keadaan :
a. Menstruasi
b. Khusus pada pasien spartus antara lain
- Perdarahan
- Plasenta previa
- Ketuban pecah dini
- Persalinan praterm
• Obat tablet yang digunakan tidak dapat digunakan untuk peroral
5. KELEBIHAN
• Obat cepat bereaksi
• Efek yang ditimbulkan bersifat lokal
6. KERUGIAN
• Dapat membangkitkan rasa malu
• Kesulitan dalam melakukan prosedur terhadap wanita lansia
• Setiap rabas yang keluar memungkinkan berbau busuk
7. ALAT / BAHAN
a. Obat dalam tempatnya
b. Sarung tangan
c. Kain kasa
d. Kertas tisu
e. Kapas suplimat dalam tempatnya
f. Pengalas
g. Korentang dalam tempatnya
h. Bantalan perineum (bila perlu)

8. PROSEDUR KERJA
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Gunakan sarung tangan
d. Siapkan suplai
e. Periksa identifikasi klien dan menanyakan nama klien
f. Infeksi kondisi genetalia eksterna dan saluran vagina
g. Kaji kemampuan klien menggunakan aplikator atau supositoria dan mengambil posisi saat obat dimasukkan
h. Alur suplai di sisi tempat tidur
i. Tutup gorden atau pintu kamar
j. Bantu klien berbaring dalam posisi dorsal recumben
k. Jaga abdomen dan ekstremitas bawah tetap tertutup
l. Pastikan orifisium vagina disinari dengan baik oleh lampu kamar/lampu leher angsa (gcoseneck)
m. Masukkan supositoria dengan tangan terbungkus sarung tangan (lihat gambar)
n. Beri krim/sabun sesuai dengan petunjuk pada kemasan obat (lihat gambar)
o. Lepas sarung tangan dengan menarik bagian dalam sarung tangan keluar dan buang ke dalam wadah yang tepat, cuci tangan
p. Instruksikan klien untuk tetap berbaring terlentang selama sekurang-kurangnya 10 menit
q. Apabila aplkator digunakan, cuci dengan sabun dan air hangat, bilas dan simpan untuk penggunaan selanjutnya
r. Tawarkan klien pembalut perineum ketika ia mulai bergerak
s. Inspeksi kondisi saluran vagina dan genetalia eksterna di antara pemberian obat
t. Catat nama obat, dosis, cara pemberian dan waktu pemberian obat pada catatan obat.
9. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
a. Pemberian bentuk, rute dosis waktu yang tepat
b. Simpankanlah obat supostoria padat pada tempatnya
c. Minimalkan rasa malu klien
d. Kurangi dan cegah penularan infeksi
e. Jaga kenyamanan klien
f. Pertahankan hygiene perineum
g. Jaga privasi kerja
h. Hindarkan tindakan yang dapat menyebabkan pasien merasa sakit
i. Perhatikan teknik septik dan aseptik
j. Pemberian obat harus dalam posisi rekumben
k. Menginformasikan kepada pasien tentang apa yang terjadi.

10. EVALUASI
a. Apakah obat vagina dapat mengurangi iritasi atau inflamasi jaringan dengan efektif
b. Mendiskusikan tindakan yang telah dilakukan

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemberian obat melalui vagina adalah pemberian obat yang dilakukan dengan memasukkan obat melalui vagina baik dalam bentuk krim, tablet, salep ataupun supositoria.

B. Saran
Pemberian obat melalui vagina sangat berbeda dan berat dalam mengaplikasikannya dibandingkan dengan cara pemberian obat lainnya karena berkaitan dengan bagian yang paling sensitive dari wanita oleh karena itu harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan harus selalu berusaha menjaga privasi klien.

DAFTAR PUSTAKA


A. Aziz Ahmad Hidayat. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia; Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. 2006.

P.J.M. Stevens, F.Bordui. JAG. Van Der Weyde. Ilmu Keperawatan, Jilid 2 Edisi 2. Jakarta : EGC. 1992.

Ruth Jhonson, Wendy Tailor. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta; EGC. 2004.

This entry was posted in . Bookmark the permalink.

Leave a reply